KAJIAN KARAKTERISTIK PENGERING FLUIDISASI TERINTEGRASI DENGAN TUNGKU BIOMASSA UNTUK PENGERINGAN PADI

Penulis

  • M. Yahya Institut Teknologi Padang

DOI:

https://doi.org/10.21063/jtm.2015.v5.i2.65-71

Kata Kunci:

Padi, pengering fluidisasi, laju pengeringan, STEC, SEEC, SEC, efisiensi termal

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji karakteristik sebuah alat pengering fluidisasi terintegrasi dengan tungku biomassa untuk mengeringkan padi. Pengering ini terdiri dari beberapa komponen utama yaitu tungku biomassa, kolom pengering (fluidized bed), siklon dan blower. Karaktersitik pengering diindikasikan dengan laju pengeringan, konsumsi energi termal spesifik (STEC), konsumsi energi listrik spesifik (SEEC), konsumsi energi spesifik (SEC) dan efisiensi termal pengering. Padi dikeringkan sebanyak 12 kg dengan kadar air awal 23% pada temperatur dan kelembapan relatif udara 70oC dan 13,6%, dan laju aliran massa udara 0,01256 kg/s hingga kadar air akhir 14% (SNI) memerlukan waktu 1007 detik dan bahan bakar 1.12 kg. Laju pengeringan rata-rata dicapai sebesar 0.335 kg setiap 300 detik, konsumsi energi termal spesifik rata-rata 1,61 kWh/kg, konsumsi energi listrik spesifik rata-rata 1,25 kWh/kg, dan konsumsi energi spesifik rata-rata 2,85 kWh/kg. Efisiensi termal pengering dicapai sebesar 24.93%

Referensi

Badan Standardisasi Nasional. 2008. Standar Nasional Indonesia Beras Giling, SNI 6128:2008. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. 9 hlm.

Fatouh, M., Metwally, M.N., Helali, A.B. and Shedid, M.H. 2006. Herb drying using heat pump dryer. Energy Conversion & Management. 47: 2629-2643.

Ibrahim, M.M., Sarker, M.S.H., N. Aziz, AB. And P.Salleh, M. 2014. Drying performance and overall energy requisite of industrial inclined bed paddy drying in Malaysia. Journal of Engineering Science and Technology. Vol.9(4): 398-409.

Iswari, K. 2011. Survei mutu beras di Sumatera Barat. Kerja sama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat dengan Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat.

Nugraha, S., A. Setyono, dan D.S. Damardjati. 1990. Pengaruh keterlambatan perontokan padi terhadap kehilangan dan mutu. Kompilasi Hasil Penelitian 1988/1989, Pascapanen. Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi.

Purwadaria, H.K. 1995. Problems and Priorities of Grain Dr 310 ying in Indonesia, in: Grain Drying in 311 Asia. Proceedings of an international Conference held at the 74 FAO Regional Office for 312 Asia and the Pacific, Bangkok, Thailand, ACIAR Proceedings No. 71 (1995), pp. 201–209. Jurnal Teknik Mesin Vol. 5, No. 2, Oktober 2015: 65-71 71

Rachmat, R.,S. Lubis, S. Nugraha, dan R. Thahrir. 2002. Teknologi penanganan gabah basah dengan model pengeringan dan penyimpanan terpadu. Majalah pangan Media komunikasi dan Informasi. XI (39):57-63.

Sevik, S. 2014. Experimental investigation of a new design solar-heat pump dryer under the different climatic condition and drying behavior of selected product. Solar Energy. 105:190-205.

Tabasum, M., and V.K. Jindal.1992. Effect of drying on moisture removal rate and head yield of basmati-370, Pakistan J. Agric. Res. Technol., Vol.13, No.4:312-319. Thahir, R. 2000. Pengaruh aliran udara dan ketebalan pengeringan terhadap mutu gabah keringannya. Buletin Enjiniring Pertanian VII (1&2):1-5. Yusnira. 2005. Pemilihan metoda pemisahan untuk menentukan kadar kurkuminoid pada rimpang temulawak dan korelasinya dengan pola spektrum Ftin. Thesis master, Institut PertanianBogor (IPB).

Wongpornchai, S., K. Dumri, Jongkaewwattana, S, dan B. Siri. 2003. Effects of drying methods aand storage time on the aroma and milling quality of rice (Oryza Sativa L) Cv. Khao Dawk Mali 105. Journal of food Chemistry. Volume 87, Issue 3:407-414.

Unduhan

Diterbitkan

2015-10-31

Cara Mengutip

KAJIAN KARAKTERISTIK PENGERING FLUIDISASI TERINTEGRASI DENGAN TUNGKU BIOMASSA UNTUK PENGERINGAN PADI. (2015). Jurnal Teknik Mesin, 5(2), 65-71. https://doi.org/10.21063/jtm.2015.v5.i2.65-71