KAJI EKSPERIMENTAL UNJUK KERJA PENGERING DEHUMIDIFIKASI TERINTEGRASI DENGAN PEMANAS UDARA SURYA UNTUK MENGERINGKAN TEMULAWAK
DOI:
https://doi.org/10.21063/jtm.2014.v4.i2.68-74Kata Kunci:
Pengeringan, Temulawak, Sensitif, Dehumidifeir, Pemanas Udara SuryaAbstrak
Tujuan penelitian ini adalah merancang, membuat dan menguji pengering dehumidifikasi terintegrasi dengan pemanas udara surya untuk mengeringkan temulawak. Pengering ini terdiri dari beberapa komponen utama yaitu: dehumidifier, pemanas udara surya, ruang pengering dan blower. Dehumidifier mempunyai daya 1 kW dan terdiri dari beberapa komponen utama yaitu evaporator, kondensor, kompressor dan katup ekspansi. Pemanas udara surya jenis plat datar bersirip aliran dua-pass, dan luas 3,6 m2 . Aspek yang ditinjau pada unjuk kerja pengering adalah COP dehumidifier, waktu pengeringan, SMER dan efisiensi termal pengering. Dari hasil pengujian diperoleh: COP dehumidifier sekitar 2,17, waktu yang diperlukan untuk mengeringkan temulawak sebanyak 30,7 kg dengan kadar air awal 80% hingga kadar air akhir 7,5% pada temperatur dan kelembapan relatif udara rata-rata 57,9oC dan 20,29% , dan intensitas matahari rata-rata 871,4 Watt/m2 selama 8,5 jam. SMER maksimum dan rata-rata yang dicapai, masing-masing sebanyak 0,83 kg/kWh dan 0,55 kg/kWh, efisiensi termal pengering maksimum dan rata-rata diperoleh, masing-masing sebanyak 58,36% dan 36.04%. Dari hasil pengujian disimpulkan bahwa pengering dehumidifikasi terintegrasi dengan pemanas udara surya mampu mengeringkan temulawak dengan cepat, efisiensi termal cukup tinggi, dan pengering ini sesuai untuk mengeringkan temulawak (bahan yang sensitif terhadap panas) karena suhu pengeringan tidak melebihi suhu udara yang diizinkan.
Referensi
Endang Hadipoentyanti dan Sitti Fatimah Syahid. 2007. Respon temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) hasil rimpang kultur jaringan generasi kedua terhadap pemupukan. Jurnal Littri. 13:3,106.
Purnomowati. S dan Yoganingrum. A. 1997. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb). Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, LIPI, Jakarta. 44p.
Yusnira. 2005. Pemilihan metoda pemisahan untuk menentukan kadar kurkuminoid pada rimpang temulawak dan korelasinya dengan pola spektrum Ftin. Thesis master, Institut PertanianBogor (IPB).
Yahya. M. 2013 Uji kinerja alat pengering lorong berbantuan pompa kalor untuk mengeringkan biji kakao. Jurnal Teknik Mesin Institut Teknologi Padang. 3:1 (2013) 14-19.
Surachman. H, Fachrudin. D, Sutopo, dan Sumarsono. M. 2008. Pengembangan dan pengujian kinerja termal pengering lorong hibrid energi surya-biomassa terpadu. J. Sains dan Teknologi Indonesia 10:3(2008) 157-164.
Hawlader, M.N.A., Chou, S.K, and Ullah, M.Z. 2001. The performance of a solar assisted heat pump water heating system. Jurnal of Applid Thermal Enggineering, Vol 21:1049-1065. Jurnal Teknik Mesin Vol.4, No.2, Oktober 2014 : 68 -74 74
Chegini, G., Khayaei, J., Rostami, H.A, & Sanjari. 2007. Designing of a heat pump dryer for drying of plum. Jurnal of Research and Aplication in Agricultural Engineering, vol. 52 (2):63-65.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.